Karena kita adalah dua buah kepingan puzzle
Meskipun aku sudah membalikmu; menekuk, merotasi, mendilatasi lalu mentranslasi dengan besaran [7,11], tetap saja kita tak sama. Bahkan reaksi polimer adisi dan kondensasi pun tak mampu membuat kita satu
Kadang aku berharap kita bisa seperti teori Induced Fit, dimana sisi aktif kita menyesuaikan dengan yang lain− bukan teori Lock and Key yang sedang kita jalani saat ini.
Apakah aku harus melemparmu ke udara− sembari menghitung kecepatan awal dan waktu yang kau butuhkan untuk mencapai puncak, sehingga aku sanggup menentukan sudut minimum agar kepingan-kepingan kita bisa bersatu di udara, membentuk parabola yang sempurna?
Kerana sungguh, aku lelah menerka-nerka makna ambigu yang terkandung dalam setiap serat-seratmu. Karena sepertinya kau memiliki segala bentuk past; past tense, past perfect tense, dan past-past yang lain− tapi tak satupun future tense yang kau jelaskan padaku.
Ah, terserahlah. Puzzle hanyalah permainan anak kecil.
Mungkin bermain UNO jauh lebih menyenangkan daripada puzzle.
NB: Maaf kalo bahasanya sulit dimengerti... Stress berat habis try out ujian nasional ni...
Huaaaa!!
Ini curhat pa ngasi kuliah rumus :P
BalasHapusnice blog u hv
ah, ketahuan saya... hahaha
BalasHapuscurhat plus ngasih ilmu,wkwk