Membuang Perasaan





“Vit, kalau kamu nemu bangkai tikus di bak mandi, kamu apain?”

Saya mengernyit, bertanya-tanya mengapa teman saya tiba-tiba berbicara tentang bangkai tikus.

“Kubuang, lalu kukuras bak mandinya. Kenapa?”

“Tapi, ada cara lain,” teman saya berbicara lamat-lamat. “Kamu bisa mengisi bak mandi itu dengan air, terus menerus, sampai meluap. Sampai bangkai tikus itu keluar.”

Saya terdiam, berusaha mencerna apa yang teman saya baru saja katakan. Namun, teman saya sudah lebih dulu menjelaskan.

“Alih-alih kamu berusaha keras melupakan seseorang, kenapa nggak kamu biarkan saja? Biar saja kamu terus menyukai dia, sampai meluap-luap. Sampai rasanya kamu tidak tahan lagi.”

“Menyukai dia sampai rasanya muak?”

“Iya.”



Jakarta, 25 Juni 2016, tiba-tiba teringat nasihat teman tentang membuang perasaan. 


Komentar

Postingan Populer