Hal-hal yang Tidak Akan Pernah Kukatakan Padamu [2]




Yang kuinginkan darimu adalah kamu bisa mengenal diriku yang sesungguhnya.

Bagaimana aku tertawa seperti orang sesak nafas atau cara berjalanku yang tomboy dan sama sekali tidak elegan. Atau bagaimana aku berubah dari orang paling pendiam di ruangan menjadi seseorang yang cerewetnya bukan main.

Aku ingin kamu tahu bagaimana tidak menariknya diriku saat bersin atau betapa seringnya aku menahan muntah saat berada di mobil. Juga pemikiran-pemikiran liarku yang pasti membuatmu bertanya-tanya apakah ini gadis yang pernah kamu sukai atau bukan.

Jadi, jika kamu menyukaiku, itu karena diriku yang sesungguhnya, dan jika kamu tidak menyukaiku, itu pun karena diriku yang sesungguhnya.

Namun, bagaimana kamu bisa mengenal lapisan-lapisan dalam diriku jika setiap kamu berada di dekatku, lidahku menjadi kelu? Aku tidak bisa bergerak seperti yang aku mau, aku tidak bisa berpikir seperti yang aku mau. Aku hanya duduk di seberangmu, mencoba menyimpan momen tersebut, suara musik bercampur bising percakapan yang sambil lalu di telinga kita, warna bajumu, juga matamu. Mencoba mengingat irama jantungku saat berhadapan denganmu dan memainkannya kembali saat ketidakhadiranmu terasa nyata.

Bagaimana kamu bisa melihat diriku jika jantungku terus menerus meracau rindu? Rasanya begitu sesak sampai membuatku takut, berharap kita menyudahi pertemuan itu dan aku kembali ke persembunyianku dan mereka-reka percakapan yang seharusnya terjadi.

Karena dalam anganku, aku tidak setakberdaya ini. Aku bisa menguasai diriku, tahu apa-apa saja yang akan kukatakan padamu. Hatiku ringan dan dadaku tak bergemuruh. Kau bisa melihatku, diriku, baik burukku, dan memutuskan untuk kembali menyukaiku atau tidak. Dan kita berdua tidak akan menyesali puluhan momen yang terlewat, terjebak dalam pusaran kenangan.

Lalu, berapa kali aku harus membunuh perasaanku agar kamu mampu melihatku?

Komentar

Postingan Populer