Cepatlah sadar, temanku... :)

Wew, UAN sudah selesai…

Tapi semua tidak seperti yang saya bayangkan sebelumnya. Saya selalu membayangkan, saya bakalan menggila sehabis UAN, seperti berlari-lari bahagia keliling lapangan sekolah atau hanya sekedar menjerit sekencang-kencangnya untuk melepaskan beban di hati. Saya juga membayangkan bakalan posting cerita tentang suka duka selama UAN; bagaimana nervousnya kami di hari pertama UAN; tentang teman-teman yang pamer alat tulis mereka yang baru-baru ; ada yang bawa rautan pensil yang lucu-lucu (rautan bentuk kepala Doraemon warna pink, padahal yang bawa itu cowok), ada juga yang bela-belain bawa pensil 2B satu pack (satu pack!); tentang teman-teman saya yang pada nangis karena gak bisa ngerjain matematika; dan juga tentang banyaknya kunci jawaban UAN yang beredar (teman saya ada yang dapet 4 kunci jawaban yang berbeda-beda)

Tapi semua pikiran bahagia itu tiba-tiba menghilang, saat pagi-pagi menjelang UAN hari terakhir, saya mendapat kabar bahwa sahabat saya, Redho, mengalami kecelakaan dan saat ini sedang dirawat di ICU. Badan saya langsung lemes semua. Ya ampun Redho, ini padahal UAN hari terakhir,, tinggal hari ini,, kok malah kecelakaan sih do.. Saya sediiih banget, karena saya tahu kalo dia,saya dan semuuaaa teman-teman saya sangat bersemangat untuk mengakhiri UAN hari terakhir ini sepenuh hati Dan barangkali dia, seperti saya, juga sudah merencanakan hal-hal menyenangkan sebagai perayaan UAN hari terakhir. ( biasanya sehabis ujian gini, dia dan teman-temannya pada lansung maen bola di lapangan belakang )

Dan tau nggak, hal yang paling ironis adalah, dia kecelakaan sehabis pulang dari belajar kelompok! Nah lo! Salah satu temannya bercerita, kalo Redho emang gak begitu bisa Ekonomi (hari ini dia ujiannya ekonomi), mpe dia bela-belain belajar kelompok di rumah temennya mpe jam 12 malam! Saya rasanya jengkel, pengen berteriak, pengen marah-marah, meskipun saya gak tau harus marah sama siapa. Rasanya pengen menyalahkan pemerintah, karena gara-gara UAN sialan itu teman saya sampe masuk ICU, walaupun saya tau pemerintah tak ada kaitannya dengan penyebab kecelakaan teman saya. Saya pengan menyalahkan pelajaran ekonomi, karena demi pelajaran itulah teman saya mpe belajar mati-matian, dan malah sekarang dia gak bisa ikut ujian di mata ujian yang sudah benar-benar dia persiapkan. Saya pengen membentak dan berteriak kepada semuuuaaa orang yang menuliskan status “Akhirnya UAN selesai!”, “Sukses di hari terakhir !” atau “Pengen maeeen, lega rasanya habis UAN!!!” yang mememuhi facebook saya. Tangan saya gatel pengen menjitak kepala orang yang nge-like status-status tersebut, meskipun saya sendiri awalnya juga berniat untuk membuat status semacam itu. Saya merasa ini semua nggak adil, ketika orang-orang itu (termasuk saya) merasa sangat bahagia karena beban kami sudah terangkat, sementara sahabat saya berbaring lemah di ICU, berjuang untuk hidup.

Ya, berjuang untuk hidup. Tadi siang, Jessica memberitahu saya kalo kondisi Redho sedang kritis. Lutut saya langsung lemes, rasanya sudah tidak menapak tanah lagi. Langsung saya dan Gista ke rumah sakit. Disana, sudah berkumpul teman-teman Redho, yang sedang menunggu giliran untuk masuk ke ruang ICU. Setelah menunggu beberapa lama, saya berkesempatan untuk melihat Redho. Ketika saya melihat dia, saya antara gak percaya kalo itu beneran Redho. Kepalanya dipasangi selang-selang. Dia kayaknya susaah banget buat bernafas, dadanya kayak orang tersengal-sengal. Kayak lagi cegukan kalo menurut saya. Dan yang paling bikin miris itu adalah saat liat grafik denyut jantungnya. Ya Allah, lemah bangeeet… Kalo saya liat di sinetron sinetron, denyut jantung orang tu seperti grafik pengukur gempa bumi, naik turun kayak gambar rumput.. Tapi denyut jantungnya Redho tu lebih mirip gelombang transversal yang ada di soal fisika saya kemarin, yang disuruh mengitung lamda dan periodenya (gak tau kenapa saya masih sempat-sempatnya memikirkan fisika waktu itu). Saya jadi berfikir, inikah Redho yang saya kenal selama ini? Redho yang semangatnya seperti 10 ekor kerbau dijadikan satu? Redho yang keceriaannya  menular ke orang-orang disekitarnya? Redho yang selalu bisa bikin saya ketawa ngakak?

“Ya Allah, Ya Rabbi… Hidup dan mati kami semua ada dalam genggamanmu…Tapi hamba mohon, berilah sedikit kekuatanmu kepada Redho, sahabat saya−sahabat kami semua. Saya dan teman-teman yang lain pengen liat dia ketawa lagi, pengen liat dia pencilakan lagi… Sadarkanlah dia dari tidurnya Ya Allah… Amin”

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer